Kamis, 21 April 2016

Pelabuhan Jawa Timur Pada Abad XVI-XVII



Daerah pelabuhan Jawa Timur pada abad XVI-XVII seperti Gersik, Panarukan dan Surabaya sangat ramai. Perahu-perahu yang sangat besar berbentuk jung sangat berperan sebagai perahu angkut. Dan sekitar tahun 1610 perahu-perahu besar (jung) yang penuh dengan beras dan bahan makanannya dari Surabaya diberangkatkan ke Banda.
Dikatatan bahwa perahu-perahu masa Islam yang berlabuh dan berlayar dari Gersik (Grise), Jaratan dan Sedayu (Jawa Timur) diperkirakan mencapai 1000 buah dengan daya angkut (tonase) mencapai 20-200 ton. Perahu-perahu jung jenis kecil biasanya hanya mencapai 20 ton. Ada waktu angin timur bertiup perahu-perahu kecil jenis jung berlayar ke arah Malaka, Sumatera, Burneo, Patani dan Siam. Dan jika angin barat mulai bertiup perahu-perahu tersebut berlayar ke Sunda Kecil, Buton, Buru, Mindanao, Kei, Aru dan lain sebagainya (Melilink, 1962: 272).
Begitupun di Jepara juga sudah mempunyai tonase 400 ton. Sementara pada abad XII-XIII Tuban menjadi pelabuhan terbesar di Jawa yang merupakan pelabuhan Majapahit.
Tuban merupakan pelabuhan translit terbesar sebelum kapal-kapal atau perahu-perahu dagang menerukan perjalanan ke Timor untuk mencari rempah-rempah. Pada saat itu Tuban telah dihuni oleh para pedagang dari Cina yang antara lain dari Canton dan Chuang Chow dan perahu-perahu jenis jung telah berdatangan di Jawa Timur. Pada jaman kerajaan Demak kekuatan angkatan lautnya memiliki sekitar 40 jung yang dipergunakan untuk perdagangan. Berdasarkan catatan tomes pires disebutkan antara lain
-Cirebon memiliki ¾ jung
-Losari memiliki 2 jung dan 5 lancara
-Tegal mempunaya 1 jung dan sedikit lancara
-Semarang memiliki 3 jung dan ¾ lancara
-Demak memiliki 40 jung
Pada permulaan abad ke-17 pada waktu ada kontak dagang antara Jawa dan Maluku, telah dipergunakan jung-jung kecil dengan daya angkut 40 dan antara 40-60 jung telah beroperasi.

Sumber: Haris Sekundar, Perahu Tradisional Nusantata (Tinjauan melalui bentuk dan fungsi). Jakarta: Badan Pengembangan Kebudayaan Pariwisata Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Pusat Penelitan Arkeologi, 2002,

2 komentar:

  1. Dapatkah Saya meminjam atau memfotokopi buku sumbernya. trims Autar Abdillah 081330705565

    BalasHapus
  2. Boleh pak..maaf saya baru buka 081333900882.

    BalasHapus